
Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi enggan mengubah larangan truk lewat jalan tol saat mudik Lebaran meski pengusaha truk mengancam akan demo.
Dudy mengatakan larangan tersebut tetap harus dilakukan demi mengurangi kemacetan saat mudik Lebaran.
“Kebayang nggak kalau truk-truk ada di jalan? Pada saat normal saja Jakarta-Merak seperti apa ? Jakarta-Cikampek seperti apa? Kalau masyarakat sudah mulai pulang dari tanggal 24 ada truk di jalan kira-kira apa yang akan terjadi?,” ujarnya di Kemenhub, Jumat (14/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kalau kita revisi lagi mau jadi apa nanti jalannya? Jadi kita belum lihat perlu dilakukannya revisi,” sambungnya.
Lebih lanjut, Dudy mengatakan larangan truk melintas saat mudik Lebaran sudah disepakati dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Direktorat Jenderal Bina Marga, dan Korlantas Polri.
Ia mengakui bahwa kebijakan tersebut tidak bisa menyenangkan semua pihak. Namun, ia hanya berharap dengan kebijakan itu masyarakat bisa mudik dengan lancar.
“Tidak semua kepala bisa saya senangi. Tapi saya ingin masyarakat bisa terlayani dengan baik, ” katanya.
Kemenhub melarang tol melintas di tol pada 24 Maret hingga 8 April demi kelancaran arus mudik dan balik lebaran 2025.
Pengecualian hanya diberikan kepada truk pengangkut BBM/BBG, hantaran uang, hewan dan pakan ternak, pupuk, penanganan bencana alam, sepeda motor mudik dan balik gratis, serta bahan pokok.
Kebijakan itu memantik reaksi dari pengusaha truk. Mereka menilai kebijakan itu diterapkan terlalu lama.
Pengusaha truk yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) mengancam akan melakukan aksi mogok nasional mulai 20 Maret mendatang.
Rencana mogok tertuang dalam Surat Edaran Aptrindo Nomor 526/DPP APTRINDO/III/2025. Surat itu ditandatangani Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan.
(fby/bac)