
Jakarta, CNN Indonesia —
Harga minyak anjlok pada perdagangan Asia, Rabu (19/3) pagi. Pelemahan terjadi setelah Rusia menyetujui usulan Presiden AS Donald Trump agar Moskow dan Kyiv berhenti menyerang infrastruktur energi masing-masing untuk sementara.
Kondisi itu bisa mengerek pasokan minyak dari Rusia di pasar global.
Dilansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 12 sen, atau 0,2 persen, menjadi US$70,44 per barel pada pukul 01.06 GMT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelemahan juga terjadi pada harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS sebesar 15 sen, atau 0,2 persen, menjadi US$66,75.
Pada Selasa kemarin, Presiden Rusia Vladimir Putin setuju untuk berhenti menyerang fasilitas energi Ukraina tetapi tidak menyetujui gencatan senjata penuh selama 30 hari yang diharapkan Trump.
Rusia adalah salah satu pemasok minyak utama dunia, tetapi produksinya telah berkurang sejak dimulainya perang, yang mengakibatkan sanksi terhadap energi Rusia.
Sejumlah analis menilai gencatan senjata potensial dapat menyebabkan pelonggaran sanksi, yang dapat meningkatkan pasokan minyak dan meredakan harga.
Tarif AS terhadap Kanada, Meksiko, dan China meningkatkan kekhawatiran akan resesi, yang juga membebani harga minyak karena hal itu akan berdampak buruk pada permintaan minyak mentah.
Namun, penurunan harga minyak dibatasi oleh kekacauan yang sedang berlangsung di Timur Tengah.
Trump berjanji untuk melanjutkan serangan negaranya terhadap Houthi Yaman dan mengatakan ia akan meminta pertanggungjawaban Iran atas serangan apa pun yang dilakukan oleh kelompok yang telah mengganggu pengiriman di Laut Merah.
Sementara itu, data stok minyak mentah AS menunjukkan peningkatan sementara persediaan bahan bakar turun.
Sumber Reuters yang mengutip angka American Petroleum Institute (API) mengungkapkan stok minyak mentah naik 4,59 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 14 Maret. Persediaan bensin juga turun 1,71 juta barel dan stok sulingan turun 2,15 juta barel.
(sfr/agt)