Ekonomi

Trump Mau Percepat Penerapan Tarif Baru, Mendag Klaim RI Tak Termasuk



Jakarta, CNN Indonesia

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyatakan Indonesia tidak termasuk dalam negara yang akan dikenakan tarif timbal balik (resiprokal) oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) dalam dua hingga tiga minggu ke depan.

Pemerintah AS sebelumnya menetapkan penundaan selama 90 hari untuk kebijakan tarif resiprokal yang dirancang Presiden Donald Trump, dengan tenggat hingga 9 Juli 2025. Namun, dalam perkembangan terbaru, Trump menyatakan kemungkinan percepatan penerapan tarif tersebut dalam dua hingga tiga minggu ke depan.

Menanggapi hal ini, Budi menjelaskan pemerintah Indonesia telah dijadwalkan untuk memulai proses perundingan teknis dengan pemerintah AS dalam waktu dua pekan mendatang.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut penjadwalan tersebut menandakan bahwa Indonesia masih diberi ruang negosiasi, bukan langsung dikenai percepatan pemberlakuan tarif seperti yang disebutkan Trump.



“Kan, kita udah dijadwalkan dua minggu lagi ya? Dua minggu lagi kan dijadwalkan untuk memulai perundingan. Memulai berunding. Berarti kan kita dikasih kesempatan, dong. Kalau dari situ berarti kan kita bukan yang dipercepat diberlakukan (tarif),” ujarnya di Kemendag, Jakarta Pusat, Jumat (25/4).

Budi mengatakan proposal dari pihak Indonesia sudah masuk ke tahap teknis sehingga menjadi dasar penjadwalan perundingan tersebut.

“Orang di sana (pemerintah AS) udah menjadwalkan (perundingan) dua minggu lagi. Ya, dan proposal kita itu dianggap sudah teknis. Sudah masuk ke teknis, betul. Jadi makanya kita cepat-cepat dijadwalkan perundingan. Tadi, informasi Pak Menko (Perekonomian Airlangga Hartarto) dua minggu lagi,” tambahnya.

Trump sebelumnya mengatakan pemerintahannya berencana mulai menerapkan kembali tarif impor resiprokal dalam waktu dua hingga tiga minggu. Kebijakan tersebut, jika diterapkan, dapat dikenakan terhadap lebih dari 90 negara yang belum mencapai kesepakatan dagang baru dengan AS.

Ia juga menyebut bahwa jika tidak ada kesepakatan yang tercapai dengan suatu negara atau perusahaan, maka tarif akan tetap diberlakukan.

Pemerintah AS sebenarnya telah menunda pemberlakuan tarif resiprokal selama 90 hari sejak 9 April 2025 untuk memberi kesempatan bagi negara-negara mitra dagang melakukan negosiasi.

Namun, dengan pernyataan Trump yang menyebutkan bahwa pemberlakuan tarif bisa dipercepat, muncul kekhawatiran bahwa AS akan mengurangi waktu negosiasi tersebut.

Sejauh ini, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah menyampaikan negosiasi antara Indonesia dan AS akan dimulai secara teknis dalam dua pekan ke depan.

Kedua pihak telah sepakat membahas isu-isu teknis yang nantinya dituangkan dalam sebuah kerangka kerja sama (framework agreement).

Dalam pertemuan awal, Indonesia dan AS juga telah menandatangani dokumen kerja sama bilateral bertajuk Agreement Between the Government of the United States of America and the Government of the Republic of Indonesia, regarding the Treatment of Information Related to Bilateral Agreement on Reciprocal Trade, Investment and Economic Security.

Penandatanganan ini menandai dimulainya negosiasi resmi yang membahas posisi kedua negara terkait kebijakan tarif resiprokal.

Negosiasi ini dinilai penting untuk menentukan status Indonesia dalam skema tarif baru AS, yang jika tidak disepakati, dapat berdampak pada bea masuk produk ekspor Indonesia hingga 50 persen.

Sebagai catatan, China telah lebih dulu dikenai tarif sebesar 145 persen dalam kebijakan serupa oleh pemerintahan Trump.

[Gambas:Video CNN]

(del/sfr)





Source link

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button