Ekonomi

Pakistan Tutup Wilayah Udara, Maskapai India Pikul Biaya Lebih Mahal



Jakarta, CNN Indonesia

Maskapai penerbangan India mengalihkan rute mereka imbas larangan terbang di wilayah udara Pakistan menyusul memanasnya hubungan kedua negara usai serangan di Kashmir pada Selasa (22/4).

Pengalihan rute itu diyakini ahli membuat maskapai penerbangan India bakal menanggung biaya, termasuk bahan bakar, lebih tinggi begitu pula dengan waktu tempuh yang lebih lama.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Reuters pada Jumat (25/4) memberitakan maskapai penerbangan internasional tidak terpengaruh oleh larangan terbang Pakistan.

Per Kamis (24/4), berdasarkan Flightradar 24, Air India dan IndiGo (INGL.NS) membuka tab baru mulai mengalihkan rute penerbangan ke New York, Azerbaijan, dan Dubai – yang semuanya biasanya menggunakan wilayah udara Pakistan.



Bandara yang paling terdampak adalah New Delhi, salah satu bandara tersibuk di dunia, tempat penerbangan melintasi wilayah udara Pakistan untuk terbang ke destinasi di Barat dan Timur Tengah.

Data Cirium Ascend menunjukkan IndiGo, Air India, dan Air India Express memiliki sekitar 1.200 penerbangan gabungan dari New Delhi yang dijadwalkan ke Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Utara pada April 2025.

[Gambas:Video CNN]

Pengalihan rute membuat penerbangan Air India ke Timur Tengah dari New Delhi akan memakan waktu sekitar satu jam lebih lama, yang berarti lebih banyak bahan bakar dan lebih sedikit kargo.

Bahan bakar dan minyak pesawat biasanya mencapai sekitar 30 persen dari biaya operasional maskapai, sejauh ini merupakan komponen terbesar.

Pada 2019, pemerintah India mengatakan bahwa penutupan wilayah udara Pakistan selama sekitar lima bulan menyebabkan kerugian setidaknya US$64 juta bagi Air India, IndiGo, dan maskapai penerbangan lainnya.

IndiGo mengatakan sekitar 50 rute internasional mungkin akan mengalami sedikit penyesuaian. Ia juga mengatakan bakal membatalkan penerbangan ke Almaty dan juga Tashkent dari 27 April hingga setidaknya 7 Mei.

Seorang pilot maskapai penerbangan India mengatakan bahwa larangan tersebut akan memaksa maskapai penerbangan untuk mengulang perhitungan mereka mengenai jam terbang yang diizinkan dan menyesuaikan daftar kru dan pilot.

Eksekutif lain mengatakan bahwa staf di maskapai penerbangannya bekerja hingga larut malam pada Kamis (24/4) untuk mengatasi konsekuensi dari larangan tersebut. Keduanya berbicara dengan syarat anonim.

Penerbangan IndiGo 6E1803 dari New Delhi ke Baku pada 24 April memakan waktu 5 jam dan 43 menit melalui rute yang lebih panjang.

Perjalanan itu melalui barat daya menuju negara bagian Gujarat di India dan kemudian melintasi Laut Arab, sebelum berayun kembali ke utara melintasi Iran menuju Azerbaijan, berdasarkan data FlightAware.

Penerbangan yang sama, saat melalui wilayah udara Pakistan, memakan waktu 5 jam 5 menit pada Rabu (23/4). Pakistan memberlakukan larangan terbang bagi India hingga 23 Mei.

Terkait serangan di Kashmir, India menuding ada keterlibatan Pakistan di dalamnya. Sehingga, ia menunda perjanjian pembagian air sungai yang penting bagi kedua negara, terutama Pakistan.

India juga mengusir diplomat Pakistan di negara mereka, dan menarik perwakilan mereka yang berada di Islamabad dalam satu pekan sejak serangan.

Pakistan membantah terlibat dalam serangan yang menewaskan 26 orang tersebut.

(reuters/chri)





Source link

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button