Harga Kelapa Melesat Tembus Rp25 Ribu per Butir

Jakarta, CNN Indonesia —
Pedagang pasar menyebut harga kelapa parut melonjak hingga Rp25 ribu per butir.
Salah satu pedagang di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, mengatakan harga kelapa parut melonjak imbas perebutan pasokan. Pedagang yang tak ingin disebutkan namanya tersebut mengklaim banyak kelapa yang dikirim ke China.
“Dari sebelum puasa udah naik karena rebutan pasokan di petaninya karena dikirim ke luar, ke China,” katanya kepada CNNIndonesia.com, Senin (14/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika sebelumnya ia menjual kelapa hanya Rp15 ribu per butir, sekarang harganya Rp25 ribu per butir ukuran besar. Sementara untuk ukuran kecil dibanderol Rp20 ribu butir, dari sebelumnya hanya Rp12 ribu per butir.
“Sudah beberapa bulan kelapa naik terus,” imbuhnya.
Kondisi serupa yang ditemui di Pasar Rengas, Jakarta Selatan. Kelapa kini dijual Rp25 ribu per butir, dari sebelumnya hanya Rp20 ribu per butir. Sementara untuk ukuran sedang dibanderol Rp18 ribu, dari sebelumnya Rp15 ribu per butir.
“Naiknya dari puasa. Kalau yang beli sih masih ada,” kata Yuda, salah satu pedagang.
Kendati demikian, ia tak mengetahui penyebab harga kelapa naik. Ia hanya menyebut harga sudah naik sejak dibeli dari pasar induk.
Kenaikan harga kepala pun membuat ibu-ibu teriak. Sari, salah satu pembeli, mengatakan kenaikan harga kelapa baginya cukup memberatkan karena biasanya ia menggunakan komoditas tersebut untuk memasak.
“Berat banget ya, karena kan kalau mau gurih itu enak pakai santan. Apalagi pas Lebaran kemarin itu berat banget, kita mau bikin rendang, opor susah, karena mahal kelapanya,” katanya ditemui di Pasar Rumput.
Ia mengatakan tak hanya harga kelapa parut saja yang mahal, tetapi juga santan instan. Karena itu, ia bingung dengan kondisi saat ini yang semuanya mahal.
“Kalau masak besar biasanya saya beli kelapa, tapi kalau masak yang seadanya sih saya pakai yang santan instan itu. Tapi itu juga sekarang mahal. Makanya pusing lah kalau sudah begini,” katanya.
Berbeda halnya dengan Cicilia yang ditemui di Pasar Rengas. Ia mengaku tak ambil pusing dengan kenaikan harga kelapa. Pasalnya ia jarang memasak menggunakan kelapa.
“Jarang masak santan-santanan, jadi baru tahu kalau harga kelapa naik. Ini sekali-sekali aja beli,” katanya.
“Enggak ngaruh sih (harga kelapa naik), karena kadang beli santan instan juga,” katanya.
(fby/agt)