Harga Minyak Anjlok Imbas Perang Dagang AS-China Kian Panas
Jakarta, CNN Indonesia —
Harga minyak mentah dunia anjlok pada perdagangan Kamis (10/4), meski Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunda pemberlakuan tarif timbal balik (resiprokal) selama 90 hari kepada semua negara kecuali China.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 77 sen atau 1,18 persen menjadi US$64,71 per barel. Senada, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun 65 sen atau 1,04 persen menjadi US$61,70 per barel.
Setelah pengumuman penundaan tarif baru untuk sebagian besar negara selama 90 hari, kontrak minyak mentah acuan telah ditutup 4 persen lebih tinggi, setelah turun sebanyak 7 persen selama perdagangan Rabu (9/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, di tengah penundaan pemberlakuan tarif untuk negara lain, Trump justru menaikkan tarif untuk China menjadi 125 persen dari sebelumnya 104 persen. Kenaikan tarif imbas balasan yang dilakukan Beijing terhadap negeri Paman Sam.
Tarif AS yang lebih tinggi terhadap China meninggalkan banyak ketidakpastian di pasar, kata ahli strategi komoditas ING dalam catatan penelitian.
“Ketidakpastian ini kemungkinan masih akan menyeret pertumbuhan global, yang jelas menjadi perhatian bagi permintaan minyak. Kurva forward ICE Brent menandakan pasar minyak yang dipasok lebih baik,” kata riset itu.
China adalah negara yang menegaskan tidak akan membiarkan negaranya ditekan oleh AS, sehingga tarif yang dikenakan Trump akan dibalas dengan nilai yang sama.
Beijing juga mengumumkan pungutan impor tambahan atas barang-barang AS, dengan mengenakan tarif 84 persen mulai hari ini.
“Kita mungkin memperkirakan harga minyak akan melanjutkan tren penurunan yang lebih luas setelah optimisme seputar penangguhan tarif baru-baru ini memudar,” kata Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di platform perdagangan daring IG.
“Tantangan dari sisi permintaan terus berlanjut, dengan prospek pertumbuhan China berisiko akibat aksi saling balas yang sedang berlangsung,” kata Yeap.
Investor juga mengamati pendorong pasokan yang beragam.
“Harga juga mendapat sedikit dukungan setelah Pipa Keystone menyatakan force majeure pada pengiriman minyak terjadwal,” kata analis ANZ Research.
(ldy/pta)