
Jakarta –
Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) menghadiri rapat di Komisi VI DPR. Dalam rapat itu, BPKN kena cecar DPR hingga ketua badannya diminta mundur.
Rapat itu digelar di ruang rapat Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (12/3/2025). Mulanya, anggota Komisi VI Fraksi PDIP Mufti Anam menyebut pihaknya akan memperjuangkan anggaran di BPKN supaya bisa maksimal dalam upaya perlindungan konsumen. Kendati demikian, ia menilai semestinya anggaran kecil tak menjadi alasan untuk BPKN melaksanakan tugas.
“Tadi banyak sekali masukan Pak, yang menurut kami kalau Bapak setiap ketemu, selalu bicara soal anggaran dan sebagainya. Memang iya salah satu RUU Perlindungan Konsumen selain soal masukan dari para korban tadi, adalah salah satunya karena kegundahan hati kami melihat anggaran yang terlalu kecil begitu,” kata Mufti dalam rapat Komisi VI, Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (12/3/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mufti ingin BPKN lebih memiliki taring yang tajam dibandingkan dengan influencer. Mufti pun mengingatkan jika tidak sanggup dengan tugas yang diemban, maka ketua BPKN bisa mundur.
“Kami berkomitmen untuk bagaimana perjuangan agar ke depan mempunyai taring lebih kuat, tapi jangan kemudian itu jadi alasan Pak. Bapak mau jadi Ketua BPKN kan sudah tau anggarannya kecil, sudah tahu kekuasaannya tidak besar, kalau Bapak tidak sanggup melakukan sesuatu, ya sudah Bapak mundur saja di tempat ini,” ungkapnya.
Ia menyebut BPKN bisa menggunakan sederet alternatif untuk memberikan perlindungan kepada konsumen. Mufti mengatakan undangan kepada influencer tak ada maksud untuk kepentingan kelompok atau pribadi.
“Kenapa kami mengundang mereka semua di tempat ini, kami tidak punya kepentingan apa pun, tidak ada,” ucapnya.
Anggota Komisi VI yang lain, Imas Aan Ubudiah, mengatakan peran BPKN tak terlalu terlihat dibandingkan influencer. Ia menyebut masyarakat bahkan tak mengenal BPKN, justru lebih percaya pada influencer.
“Asalnya kita kan tidak tahu dan tahunya itu lebih viral Doktif lebih viral, dokter Maria namanya Dokter Ika kalau di (media sosial) daripada BPKN. Tidak ada BPKN Pak, nggak paham Pak BPKN, sampai saya pun di Komisi VI baru, sama, tahu BPKN setelah duduk di Komisi VI begitu tumpulnya tidak punya taring,” ujar Imas.
“Sehingga kali ini kita meminta bahwa BPKN itu menghadirkan korban, hari ini saya ucapkan selamat Doktif, Doktif itu menjadi superhero loh yang asalnya saya tidak tahu Doktif, siapa ini Doktif sampai saya ikuti di TikTok, dari tadi makannya siapa ini doktif,” ungkapnya.
Imas meminta BPKN bekerja lebih maksimal. Ia ingin lembaga negara ini dihargai oleh masyarakat.
“Saya mendesak supaya BPKN ini mandiri, punya taring, dihargai,” imbuhnya.
(dwr/fca)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu
Source link