
Jakarta –
Ketua Fraksi Partai Kebangkitan bangsa (F-PKB) MPR Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz hadir mewakili Pimpinan MPR Rusdi Kirana pada Diskusi Publik Refleksi Menyambut Nyepi. Dalam sambutannya Neng Eem antara lain menyampaikan permohonan maaf dari Rusdi yang urung hadir, karena ada acara lain yang tidak bisa ditinggalkan.
Neng Eem mengatakan sebagai orang luar, dirinya menyangka Hari Raya Nyepi tidak boleh dirayakan.
“Hanya hari Nyepi yang tidak pernah kami rayakan, karena anggapan yang keliru. Tetapi setelah berkoordinasi dengan berbagai pihak, kami baru tahu bahwa Hari Raya Nyepi juga bisa dirayakan, pelaksanaannya dilakukan sebelum atau setelah hari Nyepi nya sendiri,” ujar Neng Eem, dalam keterangannya, Jumat (21/3/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Semoga ke depan acara ini bisa terus kita selenggarakan, sebagaimana hari raya agama yang lain,” sambungnya.
Diskusi dengan tema ‘Merawat Keberagaman Mewujudkan Kesejahteraan dan Menyambut Kebangkitan Indonesia Emas 2045’ terselenggara berkat kerja sama MPR RI dengan salah satu sayap PKB Badan Persaudaraan Antariman (Berani).
Ikut hadir pada acara tersebut Anggota MPR RI F-PKB Daniel Johan, Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Umum Prajaniti Hindu Indonesia KS Arsana, serta Ketua Berani Pdt Dr Lorens Manuputty.
‘Refleksi Menyambut Nyepi’, menurut Neng Eem menyadarkan bangsa Indonesia tidak ada yang bertentangan antara satu agama dengan agama yang lain. Karena semua agama mengajarkan kebaikan dan kedamaian.
Jika ajaran agama itu bisa konsisten dilakukan maka Indonesia akan muncul sebagai negara maju dan damai. Menurut Neng Eem, semua orang dari agama manapun pasti berbuat salah dan dosa.
“Seperti agama lainnya, maka Hari Raya Nyepi juga mengajarkan kepada kita untuk melakukan koreksi atas apa yang sudah dilakukan, untuk kemudian melakukan perbaikan,” kata Neng Eem.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kata Neng Eem, perbaikan juga senantiasa dibutuhkan. Karena dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, masih kerap ditemukan kesalahan. Neng Eem mengatakan sebagai bangsa, perlu selalu berbenah atau melakukan perbaikan dari yang sebelumnya.
“Kalau perbaikan itu bisa senantiasa kita laksanakan, niscaya kita percaya bahwa pada saat Indonesia Emas tahun 2045, kita mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia,” pungkasnya.
(anl/ega)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu
Source link