
Jakarta –
Komisi V DPR RI mendukung rencana Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto untuk mengevaluasi kinerja Tenaga Pendamping Profesional (TPP). TPP yang terbukti maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2024 tak akan diperpanjang kontraknya.
“Kami dari Komisi V, silakan Pak Menteri lakukan yang terbaik yang bisa Pak Menteri lakukan, kami dukung. Selama itu untuk merah putih seperti yang Bapak tadi sampaikan, kami dukung,” kata Ketua Komisi V DPR RI Lasarus dalam Raker Komisi V bersama Mendes PDT di Kompleks Senayan, Kamis (13/3/2025).
TPP yang maju menjadi caleg pada Pemilu 2024 dianggap tidak profesional. Dukungan ini juga disampaikan para anggota dan pimpinan Komisi V DPR RI yang lain dengan mempertimbangkan profesionalisme para pendamping desa dalam bekerja sebagaimana disampaikan Mendes Yandri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, jika seorang TPP maju sebagai caleg maka besar peluang pendamping desa itu tidak fokus dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai pihak yang membantu dalam pembangunan desa.
Tidak hanya itu, fenomena banyaknya pendamping desa yang maju sebagai caleg juga dikhawatirkan menjadikan posisinya tumpang tindih sehingga hanya mementingkan kepentingan kelompok tertentu. Kondisi itu dinilai sebagai ancaman besar yang bisa menghambat percepatan dalam pembangunan desa.
“Saya bukan suka atau tidak suka untuk melakukan evaluasi, tapi ini demi kepentingan desa yang lebih besar. Kita harus membangun desa dengan hati, bukan dengan kepentingan individu atau kelompok. Itu yang saya lakukan. Kalau saya mau untung sendiri, saya bisa mengikuti pola lama, tapi itu tidak saya lakukan,” kata Mendes Yandri.
Mendes Yandri menambahkan bahwa evaluasi ini sekaligus sebagai peringatan agar posisi pendamping desa tidak dianggap sederhana. Setiap pendamping desa diwajibkan melaksanakan tugas dan kewajibannya secara maksimal dan tidak lagi menjadikannya sebagai jembatan untuk kepentingan pribadi, termasuk maju sebagai caleg.
“Kenapa yang nyaleg itu kami evaluasi? Karena menurut kami, namanya Tenaga Pendamping Profesional (TPP), kalau dia sudah nyaleg berarti sudah memblok, kan? Ini akan menjadi masalah besar, Pak,” tutur Mendes Yandri.
“Kalau ini kita biarkan, nanti di tahun 2029 mungkin sebagian besar, bahkan seluruh pendamping desa, akan nyaleg semua, itu akan merepotkan kita,” imbuhnya.
Sebelumnya, pada rapat 7 November 2024, Komisi V DPR RI menyarankan Kemendes PDT melakukan evaluasi terhadap kinerja pendamping desa. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme dalam mendukung pembangunan di desa dengan anggaran yang besar.
(dhn/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu
Source link