
Jakarta, CNN Indonesia —
Pasar saham Indonesia kebakaran hingga IHSG terjungkal hampir 7 persen pada Selasa (18/3). Bahkan, perdagangan saham sempat dihentikan untuk mencegah penurunan lebih tajam.
Salah satu pemicu IHSG terpuruk adalah penurunan rating saham Indonesia oleh Goldman Sachs dari overweight menjadi market weight pada pekan lalu.
Bank Investasi dan pengelola aset global ini juga menurunkan peringkat dan rekomendasi atas aset keuangan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya menurunkan rating pasar saham Indonesia, Goldman juga menurunkan rekomendasi atas surat utang yang diterbitkan BUMN dengan tenor 10 sampai 20 tahun menjadi netral.
Penurunan peringkat ini dilakukan imbas kinerja APBN yang hingga Februari 2025 mengalami defisit Rp 31,2 triliun atau 0,13 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Apalagi, dalam laporannya per Maret 2025 nya, Goldman menaikkan proyeksi defisit anggaran Indonesia dari semula 2,5 persen kini menjadi 2,9 persen dari PDB.
“Pemangkasan rating saham Indonesia oleh Goldman Sachs yang mengkhawatirkan pelebaran defisit anggaran turut berkontribusi terhadap pelemahan IHSG,” ujar Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi kepada CNNIndonesia.com.
Tak hanya itu, investor asing juga terus menarik dana mereka dari pasar modal Indonesia. Data hingga 17 Maret 2025 menunjukkan arus modal keluar (capital outflow) mencapai Rp26,9 triliun.
“Jika IHSG terus melemah hingga minus 5% atau lebih, kemungkinan regulator akan melakukan trading halt untuk menstabilkan pasar,” kata Oktavianus.
IHSG mendadak anjlok pada Selasa (18/3) siang. Tercatat, per pukul 11.49 WIB, indeks terperosok 420,97 poin atau minus 6,58 persen ke level 6.046.
Hal ini menjadikannya indeks dengan pelemahan terdalam dibandingkan indeks lainnya di kawasan Asia. Bahkan, IHSG sempat merosot lebih dari 3,4 persen sebelum sedikit mereda.
Kondisi ini sangat kontras dengan pergerakan indeks saham lainnya di Asia yang justru mengalami penguatan signifikan.
Indeks Nikkei 225 di Jepang, misalnya, melesat 1,44 persen, sementara indeks saham di Malaysia (KLSE) dan Singapura (STI) juga mencatatkan kenaikan masing-masing sebesar 1,04 persen dan 1 persen.
Kondisi ini memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt) di bursa saham untuk meredam volatilitas pasar.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyoroti faktor eksternal yang turut menekan IHSG. Menurutnya, kebijakan perdagangan Amerika Serikat pasca-kemenangan Donald Trump dalam pemilu presiden memicu kekhawatiran pasar.
“Trump kembali mengangkat isu perang dagang, terutama dengan negara-negara mitra dagang utama seperti Tiongkok, Uni Eropa, Kanada, dan Meksiko. Ini bisa berdampak negatif terhadap ekonomi global dan pasar keuangan,” ujarnya.
Ibrahim juga menyoroti arus modal asing yang terus keluar dari pasar modal Indonesia dalam beberapa pekan terakhir.
“Investor mulai menarik dananya karena ketidakpastian ekonomi domestik, terutama terkait defisit anggaran yang baru saja diumumkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani,” jelasnya.
Jika defisit ini tidak ditangani dengan baik, ia memperkirakan pelebarannya akan berlanjut hingga akhir tahun.
Selain itu, fluktuasi nilai tukar rupiah juga menjadi perhatian. Ibrahim mengungkapkan dengan eskalasi perang dagang dan ketidakpastian global, nilai tukar rupiah bisa melemah hingga Rp16.900 per dolar AS sebelum akhir tahun.
“Kondisi ini pasti akan mempengaruhi IHSG,” tambahnya.
Di sisi lain, gejolak konflik di Timur Tengah turut menambah tekanan di pasar keuangan global.
“Serangan Israel ke Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 120 orang telah memicu eskalasi perang terbuka dengan Hamas. Konflik ini menyebabkan dolar AS kembali menguat, sementara pasar menjadi lebih berhati-hati terhadap aset berisiko,” pungkasnya.
Dengan berbagai sentimen negatif ini, IHSG masih berpotensi mengalami tekanan dalam beberapa waktu ke depan.
(pta/ldy)