
Jakarta, CNN Indonesia —
Pengamat Penerbangan Alvin Lie heran nama ‘Indonesia’ bisa dipakai maskapai baru Indonesia Airlines. Maklum, maskapai itu berada di bawah bendera Calypte Holding Pte. Ltd, yang berkantor pusat di Singapura.
“Bagi saya aneh. Badan hukum asing mendirikan airline dengan nama Indonesia dan akan berbasis di Bandara Soekarno-Hatta,” katanya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (11/3).
Menurutnya, ada etika dan protokol diplomatik jika perusahaan negara lain ingin menggunakan kata “Indonesia”. Pemerintah negara tersebut seharusnya berkonsultasi untuk mendapat persetujuan dari pemerintah Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sepertinya penggunaan nama dan lambang negara tidak boleh dipakai sebagai merek dagang oleh Badan Hukum Asing,” katanya.
Indonesia Airlines menjadi sorotan publik setelah menyatakan akan mengudara. Padahal Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkap maskapai itu belum mengantongi izin.
Maskapai Indonesia Airline adalah anak perusahaan dari Calypte Holding Pte. Ltd yang berkantor pusat di Singapura. Perusahaan ini didirikan oleh pengusaha asal Aceh bernama Iskandar.
Selain berstatus pendiri, Iskandar juga menjabat Executive Chairman Calypte Holding Pte. Ltd.
Melalui keterangan tertulis pekan lalu, Iskandar mengumumkan peluncuran Indonesia Airlines. Dia menyebut pelayanan penerbangan kelas premium hanya dirasakan oleh penyewa jet pribadi. Dia ingin membawa pengalaman itu ke pasar yang lebih luas.
“Indonesia Airlines akan berbasis di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Berdasarkan perencanaan bisnis dan hasil studi kelayakan yang telah disusun, Indonesia Airlines hanya akan berfokus pada penerbangan internasional,” ujar Iskandar.
Dia menyebut Indonesia Airlines akan memiliki 20 armada pesawat di awal operasi. Jumlah itu terdiri dari 10 unit pesawat berbadan kecil (Airbus A321neo atau A321LR) dan 10 unit pesawat berbadan lebar (Airbus A350-900 dan Boeing 787-9).
“Layanan kabin menjadi salah satu perhatian khusus CEO (Iskandar), di mana untuk menghasilkan layanan kabin terbaik ia telah merekrut seorang manajer awak kabin dari British Airways yang juga bagian dari Komite Korporasi Pramugari Eropa (EBAA) dan seorang wakil manajer awak kabin dari Emirates,” dikutip dari laporan RRI.
(fby/agt)