Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyiapkan modal untuk 80 ribu Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih.
Perintah itu dituang ke dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Prabowo menandatangani aturan itu 27 Maret 2025. Situs resmi Kementerian Sekretariat Negara baru mengunggahnya hari ini, Senin (14/4).
“Menyusun kebijakan penyaluran sumber dana APBN tahun 2025 sebagai modal awal pembentukan 80 ribu Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih,” bunyi diktum ketujuh angka 4 Inpres Nomor 9 Tahun 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prabowo juga meminta Sri Mulyani menyiapkan insentif kepada desa/kelurahan yang ikut menyiapkan Kopdes Merah Putih. Insentif bisa diberikan berupa alokasi kinerja dan/atau alokasi insentif dalam pengalokasian dana desa.
Dana untuk Kopdes Merah Putih, merujuk diktum kedelapan, bisa berasal dari APBN, APBD, APB Desa, dan sumber pendanaan lain yang sah menurut perundang-undangan.
Melalui inpres itu, Prabowo juga memberi arahan kepada sejumlah menteri dan kepala daerah dalam rangka persiapan koperasi Merah Putih. Prabowo ingin sumber daya dikerahkan untuk percepatan pembentukan Koperasi Merah Putih.
“Menteri/kepala lembaga dan kepala daerah wajib melaksanakan instruksi presiden ini dengan penuh tanggung jawab dan bersinergi secara aktif dan menteri/kepala lembaga melaporkan hasil pelaksanaan instruksi presiden ini kepada presiden secara berkala,” bunyi diktum kesembilan.
Sebelumnya, pemerintah mencanangkan pembentukan Koperasi Merah Putih. Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi menyebut 52 ribu desa belum punya koperasi dan 32 ribu desa sudah memiliki koperasi yang memungkinkan untuk ditransformasikan menjadi Kopdes Merah Putih.
Budi mengatakan perlu Rp5 miliar untuk membentuk Koperasi Merah Putih per desa. Pemerintah menargetkan pembentukan 80 ribu Koperasi Merah Putih hingga Juni ini.
“Ya kalau misalnya 80 ribu dikali Rp5 miliar itu Rp400 triliun,” ucap Budi Arie.
(dhf/pta)
