
Jakarta, CNN Indonesia —
Jito Sudiman (59), seorang kakek asal Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tak membiarkan riwayat hipertensinya meruntuhkan semangat hidupnya. Pria dengan dua cucu ini justru semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan.
Keputusan bergabung dengan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) pun menjadi langkah besar sekaligus solusi tepat yang ia ambil demi menjaga harapan menghadapi penyakit hipertensi.
“Ketika memasuki usia 50 tahun saya mendaftar Prolanis. Bukan sekedar untuk diri sendiri, tapi saya juga mengajak rekan-rekan di tempat kerja yang memang memiliki riwayat penyakit kronis untuk mengikuti Prolanis. Program ini penting untuk deteksi dan mengelola penyakit sejak dini,” ucapnya, Kamis (13/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi sering kali menjadi ancaman bagi banyak orang. Sebagai bagian dari Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Prolanis hadir sebagai bentuk pelayanan kesehatan proaktif yang dihadirkan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi penderita penyakit kronis.
Bagi peserta JKN yang menderita penyakit kronis seperti diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi diharapkan mengikuti Prolanis agar kualitas hidup mereka meningkat dan risiko komplikasi bisa diminimalkan. Program ini diselenggarakan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Jito bercerita, Prolanis menjadi layanan kesehatan dari JKN yang sangat bermanfaat. Terutama ketika ada bisa langsung dikonsultasikan ke dokter.
Selain itu, dengan Prolanis, Jito juga bisa mengikuti senam dii waktu-waktu tertentu setiap bulan. Senam ini penting baginya untuk menjaga tubuh tetap bugar.
“Anggota Prolanis di tempat saya ada sekitar 23 orang. Nanti ada jadwal tertentu setiap bulannya untuk kita datang senam dan pemeriksaan kesehatan. Secara psikis juga jadi senang karena bertemu teman-teman,” jelas Jito.
Beragam aktivitas yang mendukung peningkatan kualitas kesehatan dihadirkan dalam Prolanis. Di antaranya konsultasi medis, edukasi kelompok peserta, reminder melalui SMS gateway, home visit, dan senam Prolanis.
Pemeriksaan dalam kegiatan Prolanis memungkinkan pesertanya memonitor kondisi kesehatan secara berkala. Lebih dari itu, Prolanis juga menciptakan komunitas yang hangat dan suportif untuk dapat saling berbagi pengalaman, memberikan semangat, dan menguatkan satu sama lain.
Edukasi kesehatan diberikan kepada peserta Prolanis untuk meningkatkan pemahaman kesehatan dalam upaya memulihkan penyakit dan mencegah timbulnya kembali penyakit serta meningkatkan status kesehatan peserta.
“Pesan saya, jangan segan untuk bergabung di fasilitas gratis dari Program JKN yaitu Prolanis. Di usia kita, walaupun badan terasa sehat tetap perlu rutin cek kesehatan. Jangan malu, ini penting untuk mencegah sakit yang lebih parah,” ujar Jito.
Jito yang telah menjadi peserta JKN sejak 2014 silam juga menambahkan bahwa dirinya merasa dimudahkan dengan beragam inovasi yang telah dihadirkan oleh BPJS Kesehatan. Ia sudah rutin memanfaatkan fitur pendaftaran antrean online untuk pelayanan Prolanis melalui Aplikasi Mobile JKN.
Sementara itu, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Purwokerto, Niken Sawitri menjelaskan bahwa penurunan risiko komplikasi yang mungkin timbul dari penyakit kronis merupakan tujuan utama hadirnya Prolanis. Melalui program ini peserta JKN dengan riwayat penyakit kronis diharapkan dapat memperoleh perawatan yang tepat waktu.
“BPJS Kesehatan terus berupaya menghadirkan layanan kesehatan promotif dengan memberikan dukungan penyediaan tenaga kesehatan, pembiayaan pemeriksaan, dan obat-obatan bagi pasien penyakit kronis,” tuturnya.
“Prolanis menjadi bukti bahwa penyakit kronis bukanlah akhir dari segalanya. Pola hidup yang sehat dan pengelolaan penyakit yang tepat dan berkualitas adalah kuncinya,” ujar Niken.
(ory/ory)