
Jakarta, CNN Indonesia —
Usaha keras tidak akan mengkhianati hasil. Ungkapan itu mungkin tepat disematkan kepada Sunarto (61), seorang pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat yang sukses membangun usaha.
Sunarto awalnya sebagai tenaga honorer. Ia kemudian diangkat menjadi PNS. Sunarto juga berhasil membangun usaha pertanian dan perdagangan. Ia membuktikan bahwa kerja keras bisa mengubah hidup seseorang.
Sunarto mengikuti gelombang awal transmigrasi ke wilayah Kalimantan Barat pada awal 1980. Pria asal Bojonegoro, Jawa Timur itu mengadu nasib menjadi tenaga honorer di Pemerintahan Kabupaten Kapuas Hulu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sunarto harus menyusuri Sungai Kapuas menggunakan perahu motor dari Pontianak untuk sampai Putussibau, ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu.
“Motor Tambang itu sebagai angkutan umum orang dan angkutan barang. Karena saat itu jalur darat Putussibau – Pontianak belum ada,” kata Sunarto kepada CNNIndonesia.com, awal Maret ini.
Perjalanan naik perahu motor yang bisa mengangkut penumpang dan barang hingga 150 ton itu memakan waktu hingga 7 hari. Perahu motor ini akan singgah ke beberapa dermaga yang dilalui untuk menurunkan penumpang dan barang.
Sunarto menyebut Putussibau ketika itu masih jarang penduduk. Bangunan gedung dan rumah minim, lebih banyak semak belukar dan hutan.
Setelah lima tahun sebagai honorer, Sunarto lalu diangkat pegawai negeri sipil (PNS). Ia menjadi pegawai di Dinas Perkebunan Kapuas Hulu.
Sunarto semakin kerasan tinggal di pedalaman Borneo. Ia memutuskan menetap lebih lama dan menikah dengan perempuan asli Kapuas Hulu.
Sunarto memiliki tiga orang anak. Ia pun memutar otaknya agar bisa menghidupi istri dan ketiga anaknya. Menurutnya, gaji seorang PNS, apalagi di pelosok, tak begitu besar.
Sunarto mulai merintis usaha toko jual beli alat pertanian pada awal tahun 2000. Ia membuka kios di depan rumahnya, Toko Saprodi Pertanian.
Usahanya itu lambat laun berkembang. Sunarto pun memberanikan diri mengajukan pinjaman ke Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Awalnya Sunarto mendapat pinjaman kredit sekitar Rp50 juta. Uang itu ia pakai untuk modal membeli peralatan pertanian hingga pupuk dan bibit.
“Tadinya kredit biasa, kredit usaha. (Pertama) pinjam Rp50 juta, lunas pinjam kredit usaha Rp300 juta, lunas pinjam Rp500 juta,” ujarnya.
Sunarto sudah 25 tahun menjadi nasabah BRI. Ia mengatakan mendapat pinjaman dari BRI tak sulit asal jelas usaha yang dijalankan. Kemudian ia juga selalu lancar membayar cicilan pinjaman tersebut.
Toko pertanian Sunarto terus berkembang. Ia kini mempekerjakan dua orang karyawan.
Sunarto mulai merambah bisnis lain, yakni air mineral kemasan. Bisnis air mineral ini ia mulai bersama sejumlah rekannya. Ia juga mengajukan pinjaman KUR ke BRI mencapai Rp750 juta.
“Buka Air mineral tambah pinjam lagi. Sampai sekarang, diperpanjang tiap tahun,” ujarnya.
Sunarto mengatakan KUR BRI sangat membantu untuk kelancaran usaha, terutama usaha Toko Saprodi Pertanian. Ia tak bisa membayangkan bagaimana bisnisnya bisa berkembang tanpa pinjaman BRI.
“Dengan adanya kredit BRI usaha cukup lancar. Kalau tak ada kredit BRI, mungkin tak ada usaha.
Berapa lah gaji ASN,” katanya.
Sunarto sudah pensiun dari PNS sejak pertengahan 2023 lalu. Ia kini juga menjalankan bisnis jual beli daun tanaman kratom atau mitragya speciosa.
Sunarto sebagai pengepul daun hasil panen para petani. Ia memiliki tempat pengolahan sendiri untuk mengeringkan daun hingga menggilingnya menjadi remahan. Produk remahan tersebut yang kemudian dijual ke para eksportir di Pontianak.
Sunarto juga melibatkan anak-anaknya dalam bisnis yang ia rintis tersebut. Ia juga mempercayakan anaknya menjalankan bisnis air mineral kemasan tersebut, termasuk untuk pengajuan kredit usaha.
“Karena yang urus kredit sekarang sudah anak. Saya tinggal support dan mengawasi,” ujarnya.
Sementara itu Pimpinan Cabang BRI Putussibau Wahyudi Yusra menjelaskan KUR dibagi dalam dua segmen yaitu KUR Mikro dan KUR Kecil.
“Total pinjaman KUR Segmen Kecil posisi Februari 2025 Rp77.996.339.017. (487 Debitur). Sementara total pinjaman KUR Segmen Mikro posisi Februari 2025 Rp277.484.953.229. (10.697 debitur),” kata Wahyudi.
Wahyudi mengatakan pelaku usaha yang ingin mendapatkan fasilitas pinjaman KUR, dapat mengunjungi kantor BRI terdekat di seluruh Indonesia termasuk di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu.
“Adapun syarat-syarat untuk memperoleh pinjaman KUR yaitu telah memiliki usaha produktif minimal sudah berjalan 6 bulan, kemudian melengkapi dokumen identitas diri dan legalitas usaha serta agunan tambahan khusus untuk KUR Kecil yang dilayani melalui Kantor Cabang,” ujarnya.
Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatatkan penyaluran KUR sebesar Rp184,98 triliun di sepanjang tahun 2024. Pendistribusian KUR BRI itu menjangkau lebih dari 4 juta debitur atau pelaku UMKM di seluruh wilayah Indonesia.
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari mengatakan, penyaluran KUR BRI yang diterima lebih dari 4 juta debitur UMKM Indonesia berfokus pada sektor produktif seperti pertanian, perikanan, dan perdagangan.
“Program ini menjadi salah satu wujud nyata peran BRI dalam mendukung program Asta Cita, terutama pada peningkatan lapangan kerja yang berkualitas, serta mendorong kewirausahaan,” kata Supari beberapa waktu lalu.
Komitmen BRI untuk mendorong ekonomi kerakyatan itu terlihat melalui kontribusi sebagai bank penyalur KUR terbesar di Indonesia. Apabila diakumulasi dari tahun 2015 hingga akhir 2024, penyaluran KUR BRI telah mencapai Rp1.257 triliun dengan total penerima KUR sebanyak 42,68 juta pelaku usaha.
(fra/fra)