
Jakarta –
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Koordinasi Nasional (Kornas) Jokowi, Akhrom Saleh, menanggapi pernyataan PDI Perjuangan yang tak percaya jika Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi), kerap diam meski dicela. Akhrom mengatakan apa yang disampaikan PDIP sangat berlebihan.
“Sejak periode pertama 2014-2019 Presiden Jokowi menjabat sudah banyak yang nyinyir, namun beliau tak pedulikan itu, justru Pak Jokowi fokus dengan kerja, kerja, kerja,” kata Akhrom kepada wartawan, Minggu (16/3/2025).
Akhrom mengatakan yang disampaikan PDIP layaknya hiperbola. Ia menilai Jokowi tak pernah menjawab serangan dari PDIP dengan sengaja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Apa yang disampaikan PDIP memang hyperball, sangat berlebihan. Toh faktanya ‘serangan-serangan’ PDIP ke Pak Jokowi tidak pernah dijawab. Kalau pun dijawab itu karena dipertanyakan oleh rekan-rekan media, bukan secara sengaja untuk membalas serangan partai banteng itu,” ucapnya.
Ia memandang PDIP memiliki karakter dendam kesumat yang tak kunjung usai. Ia menyamakan hal ini layaknya hubungan PDIP dengan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Jadi saya kira PDIP ibarat sifat seseorang memiliki karakter dendam kesumat, dendam membara, dendam tak berkesudahan. Seperti halnya dengan Partai Demokrat dan Pak SBY. Demikian saya lihat PDIP seperti itu ke Pak Jokowi dan keluarga,” ujarnya.
Politikus PDIP Tak Percaya Jokowi
Sebelumnya, Jokowi mengaku diam meski mendapatkan celaan dan hinaan. Politikus PDIP, Guntur Romli, menyebutkan ucapan Jokowi kontradiktif.
“Saya juga ingin mengomentari penyataan Jokowi yang ngaku diam, tapi tiap hari sepertinya dia tiga kali sehari ngomong ke media, udah kayak minum obat. Bagaimana disebut diam?” ujar Guntur lewat pesan singkat kepada detikcom, Sabtu (15/3).
Menurutnya, pernyataan Jokowi banyak yang melenceng dari kenyataan. Salah satunya Jokowi yang bilang akan kembali ke Solo dan menjadi rakyat biasa.
“Ternyata masih terus ‘blusukan politik’ kemana-mana malah mau bikin partai super tbk. Omon-omonnya (soal) Gibran tidak akan jadi cawapres karena baru 2 tahun jadi wali kota, soal usia, tiba-tiba didukung jadi cawapres,” sambungnya.
Guntur mengumpamakan pernyataan Jokowi ibarat sein kiri tapi belok kanan. Alias melenceng dari kenyataan.
“Apa yang disampaikan Jokowi tidak perlu dipercaya,” jelasnya.
Terkait kabar soal Jokowi mengirim utusan yang meminta agar PDIP tak memecatnya, Guntur tak berkomentar banyak. Ia menegaskan bahwa penahanan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto oleh KPK terkait dengan pemecatan Jokowi beserta keluarganya dari PDIP.
“Tak hanya soal utusan, kami juga sudah diberikan informasi bahwa Sekjen Hasto akan ‘digarap’ sebelum Kongres. Dan semua informasi itu, terjadi benar,” imbuh Guntur.
Simak Video Jawaban Tegas Jokowi: Difitnah hingga Dimaki Saya Diam, Tapi Ada Batasnya
(dwr/maa)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu
Source link