
Jakarta –
Sekretaris Jenderal MPR Siti Fauziah mendorong adanya transformasi sistem yang lebih inklusif bagi perempuan khususnya di sektor ekonomi. Untuk itu, perlu kerja sama dari berbagai pihak, khususnya sesama perempuan, untuk bisa menciptakan support system yang lebih kuat bagi perempuan agar bergerak di bidang ekonomi.
“Kolaborasi ini perlu dibangun lintas sektor, seperti masyarakat, lembaga masyarakat, hingga pemerintah sebagai pemangku kebijakan sampai pada perempuan itu sendiri. Kolaborasi membangun support system yang kuat ini menjadi kunci bagi terwujudnya ekonomi inklusif terhadap perempuan dan bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Siti, dalam keterangannya, Jumat (21/3/2025).
Hal tersebut ia sampaikan ketika membuka acara talkshow dalam rangka International Women’s Day dengan tema ‘Ekonomi Inklusif: Saatnya Perempuan Memimpin’ di Lobby Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (20/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegiatan talkshow ini juga dihadiri oleh Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa sekaligus Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dr Nihayatul Wafiroh, Ketua Umum APIMSA Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI Hindun Anisah, dan Pimpinan Organisasi Perempuan dan Politik.
Lebih lanjut, Siti mengatakan kondisi ekonomi yang membutuhkan sumber daya manusia juga memberi dampak kepada perempuan untuk terlibat dan berkontribusi di dalamnya. Siti menyebut semakin terbukanya kesempatan perempuan untuk berkontribusi di bidang ekonomi.
“Selain karena kebutuhan tenaga kerja perempuan di bidang-bidang tertentu dan mendukung ekonomi keluarga, juga karena tingkat pendidikan perempuan saat ini mengalami peningkatan,” jelas perempuan pertama yang menjadi Sekjen MPR ini.
Dalam konteks eksistensi perempuan masa kini, lanjut Siti, peran perempuan di dalam kehidupan sosial tidak dapat dipandang sebelah mata. Menurut Siti, perempuan saat ini tidak lagi hanya berperan sebagai ibu rumah tangga yang menjalankan fungsi reproduksi mengurus anak dan suami, ataupun pekerjaan domestik lainnya.
“Perempuan selalu dipandang sebagai sosok yang memiliki peran ganda, yaitu mengurusi urusan domestik atau mengurus pekerjaan di rumah, dan ruang publik atau peran dalam pekerjaan,” ujar Siti.
Dalam urusan di ruang publik, menurut Siti, perempuan terutama dari kalangan menengah bawah, menghadapi tantangan. Siti menyebut kesempatan perempuan terlibat di sektor ekonomi, bisa terkendala dengan minimnya modal finansial maupun sosial termasuk kapasitas pengetahuan.
“Banyak dari kelompok ini juga yang terlilit hutang hingga menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),” ungkap Siti.
Karena itu, Siti menambahkan perlu transformasi sistem yang lebih inklusif bagi perempuan khususnya di sektor ekonomi. Untuk itu, perlu kolaborasi dari berbagai pihak khususnya sesama perempuan untuk menciptakan support system yang lebih kuat bagi perempuan agar bergerak di bidang ekonomi.
Siti berharap perempuan dapat saling memberi dukungan supaya perempuan dapat menjadi sosok yang multi peran baik di ruang domestik maupun publik dan bukan lagi yang dikenal sebagai kaum lemah seperti stigma yang melekat selama ini pada perempuan.
(anl/ega)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu
Source link