
Jakarta –
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menyebut film Indonesia kini memasuki era keemasan. Ia pun menyoroti pesatnya pertumbuhan industri film Tanah Air.
“Jumlah penonton film nasional pada 2024 mencapai lebih dari 81 juta, atau 67% dari total penonton bioskop di Indonesia. Ini melebihi penonton film asing, dan menunjukkan bahwa film karya anak bangsa benar-benar menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” ujar Fadli Zon dalam keterangan tertulis, Rabu (19/3/2025).
Hal ini disampaikan dalam pidatonya di Hong Kong FILMART 2025, forum industri film terbesar di Asia. Fadli mengangkat tema ‘Boosting Connection: Indonesia’s BioCultural Diversity Fuels Creative Global Partnerships’.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam forum industri film terbesar se-Asia ini, ia menegaskan perfilman Indonesia memasuki era keemasan baru, dengan peningkatan jumlah penonton, keberagaman cerita, dan pengakuan internasional yang terus berkembang.
Fadli menambahkan, produksi film juga terus meningkat dengan lebih dari 200 film Indonesia dirilis sepanjang tahun 2024, mencerminkan optimisme industri dan meningkatnya minat masyarakat terhadap film Indonesia.
Fadli menegaskan di hadapan para produser, distributor, investor dan pelaku industri film internasional, pertumbuhan pesat ekosistem film Indonesia, menyoroti potensi keanekaragaman budaya Indonesia sebagai sumber inspirasi film dunia, serta langkah strategis pemerintah dalam menarik investasi dan mendorong kerja sama internasional.
Ia juga mengungkapkan bahwa industri film Indonesia tidak hanya bangkit dari pandemi, tetapi melesat ke tahap ekspansi dan di kancah global, perfilman Indonesia juga semakin diperhitungkan.
“Dalam dua tahun terakhir, 36 film Indonesia telah mendapatkan tempat di festival film internasional bergengsi, termasuk Venice, Berlinale, Tokyo, Rotterdam, dan Busan. Film-film Indonesia tidak hanya mendapat apresiasi di dalam negeri, tetapi juga mulai menemukan audiens global, memperkuat daya saing sineas nasional dalam industri film dunia,” tegas Fadli.
Selain menyoroti pencapaian industri film nasional, Fadli juga menegaskan komitmen pemerintah dalam membuka peluang kolaborasi dengan mitra internasional.
“Kita tidak ingin hanya tumbuh sendirian, melainkan harus berkembang bersama. Kolaborasi lintas negara adalah kunci agar industri film Indonesia terus maju dan memiliki dampak lebih luas. Kita juga siap jadi penggerak di kawasan Asia, bersama powerhouse film lain seperti Korea Selatan, India dan Hong Kong,” ungkap Fadli.
“Indonesia memiliki pasar yang kuat, talenta yang kompetitif, dan regulasi yang semakin mendukung industri kreatif. Ini adalah saat yang tepat bagi dunia untuk melihat Indonesia sebagai mitra strategis dalam industri film global,” sambungnya.
Ia berkomitmen untuk membangun kerja sama produksi lintas negara, memperluas jaringan pasar, dan mendorong investasi guna memperkuat daya saing industri film.
Fadli juga turut mendukung kehadiran para sineas dan rumah produksi nasional dalam forum industri film terbesar di Asia ini melalui Paviliun Indonesia, yang menjadi platform bagi mereka untuk memperkenalkan proyek-proyek film ke pasar internasional.
Kehadiran Indonesia di Hong Kong FILMART 2025 menjadi bukti bahwa industri film nasional semakin diperhitungkan sebagai pemain utama di kawasan Asia, sekaligus membuka jalan bagi kerja sama yang lebih luas dengan industri perfilman dunia.
“Saatnya film Indonesia mengambil peran lebih besar di panggung global. Bukan hanya sebagai pasar, tetapi sebagai kreator yang mampu bersaing dengan negara-negara besar lainnya. Dengan ekosistem yang terus berkembang dan komitmen kuat dari pemerintah, saya yakin Indonesia siap menjadi pusat industri film di Asia,” pungkas Fadli.
(anl/ega)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu
Source link