Ekonomi

Rasio Pengusaha RI Hanya 3,57 Persen, di Bawah Malaysia Cs



Jakarta, CNN Indonesia

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan rasio pengusaha di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga.

Ia mencatat saat ini rasio pengusaha di Indonesia baru mencapai 3,57 persen, lebih rendah dari Malaysia dan Thailand yang berada di atas 4 persen, serta Singapura yang mencapai 8,6 persen.

“Untuk menjadi negara maju, rasio kewirausahaan harus mencapai 10-12 persen. Jadi kita harus mengejar rasio kewirausahaan kita dengan berbagai cara,” ujarnya dalam agenda Peluncuran Indonesia Licensing and Franchising Expo (ILFEX) 2025 di Kemendag, Jakarta Pusat, Rabu (12/3).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi menekankan peningkatan jumlah pengusaha sangat penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan mendukung ekosistem kewirausahaan nasional.



Menurutnya, salah satu strategi yang terus didorong oleh Kemendag adalah penguatan brand serta merek lokal, termasuk melalui kemitraan usaha berbasis waralaba dan lisensi.

Potensi sektor waralaba di Indonesia sendiri dinilai cukup besar. Berdasarkan laporan kegiatan usaha 2024, industri waralaba di Tanah Air telah menyerap tenaga kerja sebanyak 97.872 orang dengan total omzet mencapai Rp143,25 triliun.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 34.503 gerai dikelola secara mandiri, sementara 17.786 gerai telah diwaralabakan.

Hingga Februari 2025, Kemendag mencatat ada 157 pemberi waralaba dalam negeri dan 154 waralaba dari luar negeri yang beroperasi di Indonesia.

“Dari jumlah tersebut, sektor food and beverage (F&B)masih mendominasi dengan komposisi 47,77 persen, diikuti jasa kecantikan, pendidikan non-formal, ritel, dan lainnya,” jelasnya.

Ia berharap potensi besar ini dapat semakin dikembangkan melalui berbagai program dan pameran yang diharapkan menjadi wadah promosi berbagai konsep bisnis lokal.

Budi menegaskan upaya pengembangan waralaba tidak hanya bertujuan untuk memperkuat pasar domestik, tetapi juga mendorong ekspansi merek-merek Indonesia ke kancah global.

Ia menyebut beberapa brand lokal telah berhasil menembus pasar luar negeri, seperti Alfamart, Ayam Gepuk Pak Gembus, Kebab Turki Baba Rafi, Taman Sari Royal Heritage, dan Roti Ropi dari Klaten.

“Waralaba dan lisensi Indonesia ini kita ingin masuk ke pasar ekspor, jadi masuk ke pasar global,” ucap Budi.

[Gambas:Video CNN]

(pta/del)






Source link

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button