Ekonomi

Update Terbaru RI Lobi Tarif AS hingga Tekstil Cs Digetok 47 Persen


Jakarta, CNN Indonesia

Indonesia masih belum lepas dari cengkeraman tarif 32 persen yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, karena hanya menunda penerapannya selama 90 hari.

Namun, penundaan implementasi tarif timbal balik (resiprokal) memberi ruang negosiasi bagi Indonesia dan negara lain yang bernasib sama. Sampai sekarang belum ada putusan resmi, apakah tarif impor untuk barang-barang Indonesia bakal naik atau justru berhasil turun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto beserta tim delegasi Indonesia sudah melakukan lobi-lobi dengan pejabat AS dalam kunjungan sejak 16 April 2025. Airlangga menyebut Indonesia punya waktu 60 hari untuk menyelesaikan negosiasi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proses negosiasi bisa berjalan karena Trump menunda implementasi tarif timbal balik selama 90 hari atau tiga bulan penuh sejak 9 April 2025. Selama proses penundaan, AS memberlakukan tarif universal sebesar 10 persen untuk semua negara, kecuali China, Meksiko, dan Kanada.



Berikut perjalanan ribut-ribut tarif Trump dan progres negosiasi Indonesia dengan AS:

1. Indonesia dihantam tarif 32 persen

Presiden AS Donald Trump pertama kali mengumumkan tarif resiprokal untuk 60 negara pada 2 April 2025. Indonesia menjadi salah satu sasarannya, di mana Trump membebankan tarif sebesar 32 persen.

Trump menuding Indonesia juga berlaku sama kepada AS, di mana porsi hambatan tarif maupun non-tarif yang dituduhkan mencapai 64 persen. Di lain sisi, AS mengincar keseimbangan neraca dagangnya yang defisit dengan Indonesia.

“Dalam banyak kasus, kawan lebih buruk daripada lawan dalam hal perdagangan,” ucap Trump saat awal pengumuman tersebut, dikutip dari Channel News Asia.

“Selama beberapa dekade, negara kita telah dijarah, dirampok, diperkosa, dan dijarah oleh negara-negara dekat dan jauh, baik kawan maupun lawan,” tegasnya.

2. Ditunda 90 hari

Kebijakan tarif resiprokal sejatinya sudah resmi berlaku mulai Rabu (9/4), tepat sepekan setelah pengumuman. Akan tetapi, orang nomor satu di AS itu mendadak menunda penerapan tarif tersebut.

Walau demikian, penundaan tarif tak berlaku untuk China selaku negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia. Perlawanan dari Presiden Xi Jinping membuat Trump makin menjadi-jadi, sampai AS menetapkan tarif 245 persen untuk Negeri Tirai Bambu dari yang semula hanya 34 persen.

“Berdasarkan fakta bahwa lebih dari 75 negara telah memanggil perwakilan AS, termasuk Departemen Perdagangan, Departemen Keuangan, serta United States Trade Representative (USTR) untuk merundingkan solusi bagi subjek yang sedang dibahas terkait perdagangan, hambatan perdagangan, tarif, manipulasi mata uang, dan tarif non-moneter,” jelas Trump dalam unggahan di Truth Social.

“Dan bahwa atas saran saya, negara-negara ini tidak membalas dengan cara, bentuk, atau wujud apapun terhadap AS,” sambungnya saat mengumumkan penundaan tarif resiprokal.

3. Tim delegasi Indonesia terbang ke AS serahkan proposal resmi negosiasi tarif

Tim delegasi Indonesia yang dipimpin Menko Airlangga terbang ke AS untuk melakukan negosiasi. Pada Kamis (17/4), Airlangga Cs sudah melakukan pertemuan awal dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Pejabat USTR Duta Besar Jamieson Greer.

“Indonesia termasuk salah satu negara yang diterima lebih awal oleh Pemerintah AS untuk membahas kerja sama ekonomi bilateral RI-AS dalam mewujudkan perdagangan yang adil dan berimbang,” jelas Airlangga dalam rilis resmi.

“Sebagai sesama negara demokratis terbesar, Indonesia dan AS terbuka untuk kerja sama yang saling menguntungkan, khususnya kerja sama untuk mewujudkan perdagangan yang adil dan berimbang,” tambahnya.

Pada pertemuan dengan Mendag AS Howard Lutnick yang berlangsung 1,5 jam, Indonesia menyerahkan proposal resmi negosiasi atas tarif 32 persen. Airlangga mengklaim AS menilai apa yang ditawarkan dan diminta Indonesia sangat konkret serta menguntungkan kedua negara.

Isinya diklaim berbeda dengan sejumlah negara yang sama-sama baru mengajukan proposal, tapi masih belum diterima pihak Trump. Salah satu poin yang ditawarkan adalah menyeimbangkan neraca dagang AS yang defisit dari Indonesia.

“Kami mengapresiasi langkah konkret Indonesia untuk melakukan negosiasi tarif. Ke depan, AS dan Indonesia akan terus melanjutkan hubungan perdagangan yang saling menguntungkan,” jelas Lutnick.






Source link

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button