Transaksi Bank Emas Sudah Hampir Tembus Rp1 T

Jakarta, CNN Indonesia —
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan transaksi bank emas di Indonesia sudah hampir mencapai Rp1 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyebut capaian ini diperoleh dalam kurun waktu singkat, yakni semenjak kegiatan usaha bullion bank diluncurkan akhir Februari 2025 lalu. Ia menegaskan OJK menyambut perbankan yang mau membuka layanan bullion bank.
“Kalau melihat kecenderungannya, dengan perkembangan yang terjadi pada saat ini, kegiatan usaha perbankan yang terkait bullion itu sudah mencapai hampir Rp1 triliun sebetulnya dalam waktu yang sangat singkat,” ungkap Dian dalam Konferensi Pers RDKB Maret 2025 secara virtual, Jumat (11/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sehingga saya kira ke depan potensi untuk bisnis perbankan terkait bullion itu sangat-sangat besar. Nanti kita tentu pada waktunya akan informasikan lebih lanjut kira-kira berapa bank yang memang akan segera siap untuk ikut (membuka layanan bank emas),” sambungnya.
Namun, ia sempat membocorkan ada 17 bank yang berpotensi memenuhi syarat untuk menjalankan kegiatan usaha bullion. Ini berdasarkan kriteria kelompok bank modal inti (KBMI) 3 dan KBMI 4 di Indonesia.
Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2021 tentang Bank Umum, KBMI 3 adalah bank dengan modal inti Rp14 triliun-Rp70 triliun. Sedangkan perbankan yang masuk KBMI 4 adalah perusahaan dengan modal inti lebih dari Rp70 triliun.
“Apabila terdapat pengajuan permohonan suatu bank untuk melakukan kegiatan usaha bullion pada OJK, evaluasi itu tentu akan segera dilakukan dan ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku,” tuturnya.
“Kalau mereka (17 bank) nanti, dari hasil diskusi dengan kita memang memiliki apetite untuk terjun di usaha bullion ini, tentu ini merupakan potensi yang sangat besar,” imbuh Dian.
Ia mengaku sangat optimistis dengan keterlibatan perbankan dalam usaha bullion. Terlebih, Indonesia punya potensi dalam memanfaatkan komoditas emas dan pengembangan ekosistem bullion yang terintegrasi.
Dian mengutip data pada 2023 lalu, di mana Indonesia menempati urutan ke-8 penghasil emas terbesar dunia dan negara ke-6 dengan cadangan terbanyak. Produksi emasnya mencapai 110 ton sampai 160 ton setiap tahun.
“Jumlah cadangan yang besar dan produksi emas yang solid, Indonesia dapat mengoptimalkan monetasi emas untuk mendorong perekonomian nasional, yaitu melalui pembentukan kegiatan usaha bullion ini,” kata Dian.
“Kegiatan usaha bullion menjadi bentuk diversifikasi produk jasa keuangan yang memanfaatkan monetasi emas sebagai sumber pendanaan dalam rangka mendukung kebutuhan pembiayaan pada rantai pasok emas di dalam negeri, mulai dari sektor pertambangan, pemurnian, manufaktur, hingga penjualan emas ke konsumen ritel,” tambahnya.
OJK berharap ada partisipasi yang lebih banyak dari lembaga jasa keuangan dalam kegiatan bank emas. Ini diperlukan untuk percepatan ekosistem serta akselerasi dan optimalisasi pengembangan usaha bullion di Indonesia.
(skt/agt)