Sikap Trump ke Iran Angkat Harga Minyak

Jakarta, CNN Indonesia —
Harga minyak mentah terus mengalami kenaikan. Kali ini, dipicu kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengekang perdagangan minyak Iran.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent naik 34 sen atau 0,5 persen pada Kamis ((17/4). Harga minyak mentah Brent saat ini US$66,19 atau Rp1,1 juta per barel (asumsi kurs Rp16.882 per dolar AS).
Sementara itu, harga minyak mentah US West Texas Intermediate US$62,91 atau Rp1,06 juta per barel. Harga itu naik 44 sen atau 0,7 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari sebelumnya, Rabu (16/4), kedua acuan harg minyak itu tercatat naik 2 persen saat penutupan. Catatan itu menjadi harga tertinggi minyak sejak 3 April.
Harga minyak juga sedang dalam jalur kenaikan mingguan pertama dalam tiga minggu terakhir. Hari ini adalah hari penutupan terakhir minggu ini menjelang libur Jumat Agung dan Paskah.
Kenaikan harga minyak mentah di pasar dunia dipicu beberapa faktor. Pertama, kebijakan Trump mengekang perdagangan minyak Iran.
Trump mengumumkan sanksi baru bagi ekspor minyak Iran. Aksi ini bagian dari kampanye “tekanan maksimal” Trump yang mencakup upaya menekan ekspor minyak Iran hingga nol.
Pada saat bersamaan, Kementerian Keuangan AS juga menyanksi kilang minyak kecil di China. Sanksi diberikan karena kilang itu diduga mengimpor minyak mentah Iran sekitar US$1 miliar atau Rp16,8 triliun.
Faktor lainnya yang memicu kenaikan harga minyak adalah langkah negara-negara OPEC mengurangi produksi minyak. Keputusan itu diambil karena pemompaan melebihi kuota.
“Faktor-faktor ini) tentu saja dapat mempengaruhi sentimen – akan dikatakan bahwa produksi Iran (tidak) signifikan dan kuota OPEC lebih sering dilanggar daripada yang diamati, tetapi kedua faktor tersebut memberi kontribusi pada nada yang lebih optimis,” kata CEO platform investasi daring Moomoo Michael McCarthy.
McCarthy juga menyoroti penarikan besar-besaran stok bensin dan sulingan AS. Pada saat yang sama, persediaan minyak mentah mingguan AS juga naik lebih kecil dari perkiraan.
“Sebagian besar tekanan jual baru-baru ini di pasar minyak mentah global terkait dengan kekhawatiran akan banjir minyak AS yang akan segera terjadi, tetapi penurunan dalam penyulingan menunjukkan bahwa kemacetan pasokan mungkin muncul,” ucapnya.
(dhf/agt)