Ekonomi

Inspirasi UMKM BRI: Ondel-ondel Tak Boleh Mati



Jakarta, CNN Indonesia

Setiap pulang kerja, gairah Lukman membara. Bukan apa, sesampainya di rumah, Lukman akan bergelut dengan seni yang ia cintai.

Seperti 4 Februari 2025 lalu, Lukman menembus hujan deras. Jalanan macet ia hiraukan agar segera sampai di rumah. Pria 56 tahun ingin segera bercengkrama dengan kekasihnya.

Ya, Lukman cinta mati dengan budaya Betawi. Dengan ondel-ondel. Dengan seni budaya Betawi ini Lukman berkreativitas. Ketika cinta dilakoni, rejeki pun mengalir.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ialah ondel-ondel yang memberinya berkah luar biasa itu. Dari 2004, sudah tak terhitung nikmat yang diperolehnya. Berkat ondel-ondel pula Lukman bisa merenovasi rumahnya.



Sehari-harinya Lukman bertugas sebagai security di kawasan SCBD. Profesi ini ia tekuni sejak 1997. Sejumlah gedung di SCBD, seperti Bursa Efek Jakarta, pernah ia jaga.

“Sebentar lagi saya pensiun. Sesudah pensiun, saya ingin total dengan seni budaya Betawi. Ondel-ondel ini tak boleh mati,” kata Lukman kepada CNNIndonesia.com.

Untuk menyongsong masa pensiun ini, Babeh Lukman, begitu ia disapa, ingin mengembangkan usaha boneka ondel-ondel yang telah ia rintis sejak 2013.

Pemilik sanggar ‘Betawi Art’ di Jalan Pertanian Raya No.11 Rt. 03/04, Lebak Bulus, Jakarta Selatan ini sudah punya modal. Salah satunya adalah bengkel kesenian mungil miliknya.

Di sanggar mungil yang terletak di belakang rumahnya itu, Lukman membuat ondel-ondel mungil. Ini adalah buah kreativitas Lukman selama bertahun-tahun.

Tak seperti boneka ondel-ondel pada umumnya, Lukman membuatnya dari botol bekas. Sebelum memakai botol bekas, beragam alat sudah ia coba hingga mendapat ide dari botol bekas.

Namun, bukan sembarang botol bekas. Botol bekas itu merujuk satu jenis minuman teh kemasan. Dari percobaannya berkali-kali, lahirlah ondel-ondel mungil yang otentik.

Ondel-ondel buatan Lukman dikemas dalam tas plastik bening. Satu kemasan berisi sepasang ondel-ondel. Buah karyanya tersebut ia jual dengan harga Rp25 ribu hingga Rp35 ribu.

“Sekarang saya sudah punya pelanggan tetap. Setiap bulannya sudah ada pesanan. Pada bulan-bulan tertentu pesanan akan banyak. Biasanya lebaran banyak pesanan,” katanya.

Beberapa rekanan Lukman menjajakan ondel-ondel mungil ini adalah Aneka Buana, Setu Babakan, Juragan Ondel-ondel, Toko Irma Jaya, dan juga ITC Permata Hijau.

Untuk mengembangkan usahanya, Lukman mengaku sangat terbantu oleh Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia (BRI). Sanggat Lukman juga termasuk binaan UMKM BRI.

“Saya sudah dua kali saya dibantu BRI untuk mengembangkan usaha. Terakhir pada tahun 2020. Setelah pensiun saya ingin usaha ini terus berkembang,” katanya.

Salah satu kebanggaan yang tak bisa dilupakan Lukman adalah diundang Pondok Pesantren Darussalam Ponorogo atau Gontor untuk memberikan pelatihan.

Ternyata, kata Lukman, ondel-ondel tidak hanya membawa berkah, tetapi juga ibadah. Karenanya Lukman tak ingin ondel-ondel mati. Warisan budaya ini akan dijaganya sampai mati.

(abs)





Source link

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button