
Jakarta –
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menghadap Presiden Prabowo Subianto untuk melaporkan terkait ketahanan pangan dan stabilitas harga bahan kebutuhan pokok. Dalam pertemuan tersebut, Sudaryono menegaskan komitmennya untuk menjaga produksi pertanian nasional agar tetap surplus di tengah krisis pangan yang melanda sejumlah negara.
Sudaryono menjelaskan produksi beras nasional hingga April 2025 dipastikan mengalami surplus dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sekitar 2,8 hingga 3 juta ton. Prabowo pun meminta agar tren positif ini dapat dipertahankan.
“Makanya ini minta untuk dipertahankan di tengah negara-negara lain kan lagi susah, lagi ada kesusahan, ada kesusahan beras ya, ada Malaysia, kemudian ada Filipina, termasuk Jepang kan juga lagi krisis berasnya,” kata Sudaryono kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (12/3/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut rapat juga membahas upaya peningkatan produksi dalam jangka panjang. Pemerintah menargetkan agar Indonesia tidak perlu melakukan impor beras dengan menjaga surplus tahunan di kisaran 5-6 juta ton.
“Kan produksi kita itu kan setiap tahun sekitar 30 juta ya, 30 koma ya, 30 koma, 31 koma. Nah, kita ingin, kalau kita ingin betul-betul tidak impor beras, maka harus surplus minimal dalam setahun itu surplusnya 5-6 juta,” ujar Sudaryono.
Untuk memastikan peningkatan produksi, pemerintah menekankan pentingnya percepatan proses pertanian. Ia berharap petani menanam kembali setelah panen agar dalam satu tahun bisa melakukan panen hingga tiga kali.
“Begitu panen harus segera dipanen, segera dijual, dan tanahnya segera diolah. Jeda antara panen dan olah tanahnya itu nggak boleh lama,” kata Sudaryono.
Selain produksi, pertemuan tersebut juga membahas peran Koperasi Desa Merah Putih dalam menyalurkan hasil pertanian dan menyediakan kebutuhan petani, termasuk pupuk, pestisida, serta sembako dengan harga terjangkau. Sedangkan terkait harga beras yang masih relatif tinggi di kawasan ASEAN, Sudaryono menyebut bahwa pemerintah akan mengoptimalkan operasi pasar dan memotong rantai distribusi guna menekan harga bagi konsumen tanpa merugikan petani.
“Kita ingin adanya gerakan Koperasi Desa Merah Putih, kemudian kita juga lakukan operasi pasar dengan kantor pos, kita juga dengan Bulog kita berdayakan lebih dari sebelumnya. Itu tujuannya kan supaya memotong rantai distribusi,” ucap Sudaryono.
“Nah, kalau rantai distribusinya dipotong, sehingga tidak ada ke siapa-ke siapa-ke siapa-ke siapa mengambil untung di setiap pos, maka kita harapkan harganya baik, di konsumennya baik, bagi produsennya juga baik,” tambahnya.
Simak juga Video ‘Cegah Krisis Pangan, BMKG Dorong Petani Milenial Sadar Iklim’:
(eva/whn)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu
Source link