YPS dan RWS Dukung KDM dan Tidak Ingin Dikotak-kotakkan Oknum Pemda Sumedang



Sumedang,- Yayasan Pangeran Sumedang (YPS) memiliki tugas mengurus, memelihara dan mengelola semua aset, wakaf Pangeran Sumedang dan RWS sebagai keturunannya merupakan masyarakat adat, rurukan serta kabuyutan yang dbentuk untuk menguatkan adanya Perda Kabupaten Sumedang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS). Tentunya, harus memberikan kejelasan sejarah yang pasti bagi masyarakat sunda.
Hal itu, sesuai dengan pasal 18 B ayat 2, “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.”
Pembahasan tersebut, disampaikan langsung oleh Ketua RWS Cabang Sumedang, Raden Supriatna Avip, kepada Visiindonesia, saat usai giat buka puasa bersama yang digelar di Sekretariat Rukun Wargi Sumedang, yakni di Perumnas Jatihurip Blok 3, Desa Jatihurip, Kecamatan Sumedang Utara, Rabu (26/3/2025).
“Alhamdulillah, dibulan suci Ramadhan yang penuh rahmat dan berkah ini, YPS beserta RWS Cabang Sumedang, para Mandala, Rurukan dan Kabuyutan dapat menggelar bukber sekaligus pemaparan tentang visi dan misi RWS/YPS itu sendiri,” ungkapnya.
Seperti halnya, YPS dan RWS selaku penerus Padjajaran selalu mensuport dan bangga kepada Kang Dedi Mulyadi (KDM) sebagai Gubernur Jabar Barat yang peduli akan budaya Sunda.
“Suku Sunda ini adalah bangsa yang akan memberikan kontribusi besar terhadap Nusantara, sehingga NKRI akan makmur, subur, loh jinawi,” paparnya.
Dikatakan, dari 26 Mandala se-Kabupaten Sumedang siap mempresentasikan diri sebagai keturunan Prabu Guru Aji Putih dan Syech Datul Kahfi yang berada dibawah naungan Rukun Wargi Sumedang.
“Kami mempertanyakan kepada pemerintah fungsi dari Puser Budaya Sunda itu untuk apa dan dimana? Karena pemerintah yang seharusnya memfasilitasi, akan tetapi dengan situasi kondisi sekarang itu Pemda Sumedang tidak mengerti kenapa ikut campur? tanya Avip keheranan.
Dalam kesempatan yang sama, Rd. Supriatna Avip yang didampingi Humas RWS Cabang Sumedang, Jajat Munajat Brata alias Ki Jabra, menegaskan bahwa pihaknya merasa bangga selaku keturunan Pangeran Sumedang dapat eksis dan tidak dikotak-kotakkan.
“Semoga dengan berkumpulnya Kemandalaan dari 26 Kecamatan ini, akan mengerti bahwa Kerajaan Sumedang Larang adalah sebagai penerus Padjajaran,” harapnya.
“Padjajaran itu jajar tawid, duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Karena mahkota Binokasih merupakan literasi sejarah daripada Prabu Siliwangi yang memberikannya kepada Kerajaan Sumedang Larang,” pesannya pula