
Jakarta, CNN Indonesia —
Ekonom Wijayanto Samirin mengatakan ada lima penyebab Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk hingga perdagangan sempat dihentikan sementara.
Pada perdagangan Selasa (18/3), IHSG memang kembali mengalami tekanan hebat, anjlok hingga lebih dari 6 persen.
“Ada beberapa isu penyebab IHSG memburuk,” ujarnya dalam keterangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, akibat hasil APBN Februari yang buruk dan outlook fiscal yang berat di 2025. Tercatat hingga akhir bulan lalu Indonesia mengalami defisit Rp31,2 triliun atau 0,13 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Kedua, menurutnya, penurunan diakibatkan oleh kebijakan pemerintah yang tidak realistis dan tanpa teknokrasi yang jelas.
Ketiga, IHSG terpuruk juga disebabkan oleh berbagai isu yang tengah terjadi di Tanah Air, seperti mega korupsi oleh sejumlah BUMN yang merusak kepercayaan publik.
Keempat, anjloknya IHSG juga terjadi akibat isu revisi Undang-Undang TNI yang mendapat kecaman keras dari publik.
“Apa yang terjadi terkait Dwi Fungsi ABRI yang dikhawatirkan menimbulkan protes besar,” jelasnya.
Kelima, adanya kekhawatiran rating kredit Indonesia yang dirilis seperti Fitch dan Moody’s yang akan umumkan pada Maret-April , dan S&P pada Juni-Juli.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada Selasa (18/3) siang. Tercatat, per pukul 11.49 WIB, indeks terperosok 420,97 poin atau minus 6,58 persen ke level 6.046.
Hal ini menjadikannya indeks dengan pelemahan terdalam dibandingkan indeks lainnya di kawasan Asia. Bahkan, IHSG sempat merosot lebih dari 3,4 persen sebelum sedikit mereda.
Kondisi ini sangat kontras dengan pergerakan indeks saham lainnya di Asia yang justru mengalami penguatan signifikan.
Indeks Nikkei 225 di Jepang, misalnya, melesat 1,44 persen, sementara indeks saham di Malaysia (KLSE) dan Singapura (STI) juga mencatatkan kenaikan masing-masing sebesar 1,04 persen dan 1 persen.
(ldy/pta)