
Jakarta, CNN Indonesia —
Pasar Tanah Abang dirundung sepi meski kurang dari tiga pekan lagi hari raya Lebaran Idulfitri tiba.
Tak tampak kerumunan pembeli seperti yang biasa terjadi di masa jaya Pasar Tanah Abang beberapa tahun lalu.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, sejumlah toko di lantai 5 Blok A Pasar Tanah Abang bahkan malah tutup. Padahal, lantai ini merupakan pusat busana muslim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Toko-toko yang masih buka juga tak begitu dikerubungi pembeli. Paling ramai, ada 3-5 pembeli yang sedang memilih-milih busana muslim.
Berbagai promo ditebar para pedagang. Mulai dari diskon hingga pakaian gratis bila membeli sejumlah helai.
Ada pula pedagang yang mulai mengadaptasi perdagangan digital. Meski toko fisik mereka tampak sepi, mereka menjajakan dagangan melalui live di media sosial.
“Lagi live kak,” kata seorang pedagang perempuan di toko baju muslimah.
Lalu dia menunjukkan beberapa pakaian kepada audiens melalui layar ponselnya.
Di lantai lainnya, kondisi serupa juga tampak. Jumlah pegawai di beberapa toko bahkan melebihi jumlah pembeli.
Kondisi ramai tampak di lantai dasar dan beberapa lantai di atasnya. Lantai-lantai ini berisi toko-toko pakaian grosir. Tampak porter berlalu lalang membawa karung berisi pakaian.
Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Tanah Abang Yasril Umar mengatakan memang sudah ada geliat di Pasar Tanah Abang menjelang Lebaran.
Jumlah pengunjung bertambah dari hari biasanya, terutama saat akhir pekan. Namun, dia menyebut kondisi ini masih jauh dari ideal.
“Seharusnya hari-hari ini di beberapa tahun lalu, sebelum Covid, lagi sibuk-sibuknya. Tapi dari situasi terakhir ini biasa enggak ada lonjakan berarti,” ujar Yasril kepada CNNIndonesia.com, Jumat (14/3).
“Turun bisa sampai 50 persen kayaknya dibanding lebaran-lebaran dulu,” ujarnya.
Yasril tak mengerti kenapa kondisi ini terjadi. Dia punya kecurigaan kondisi keuangan masyarakat sedang tidak baik. Pakaian Lebaran, ucapnya, bukan lagi prioritas masyarakat.
Meski begitu, para pedagang Tanah Abang masih menaruh harap di sisa bulan Ramadan. Sambil beradaptasi dengan perdagangan online, mereka tetap menjajakan pakaian di kios masing-masing.
“Mungkin karena belum cair THR. Mudah-mudahan nanti ada peningkatan,” ucap Yasril.
(dhf/agt)