
Jakarta, CNN Indonesia —
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan alasan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 6 persen ke level 6.076.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan IHSG anjlok karena sentimen global, termasuk kebijakan Presiden AS Donald Trump.
“Kalau kita lihat penurunan indeks ini sudah terjadi sejak minggu lalu. Beberapa isu global memang terjadi jadi mereka (investor) wait and see. Jadi kalau lihat penurunannya hari ini sebagai besar asing melihat update oleh Donald Trump, itu menjadi salah satu dampak penurunan Indeks kita hari ini,” katanya di kantor BEI, Selasa (18/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iman mengatakan indeks tidak hanya berbicara kondisi domestik. Ia mengatakan secara umum kondisi perusahaan yang melantai di bursa dalam kondisi bagus. Hal itu terlihat dari laporan keuangan 2024 yang lebih baik dari laporan keuangan 2023.
“Jadi secara fundamental enggak ada isu yang terjadi adalah persepsi atau sentimen investor mengenai kondisi bursa efek kita,” katanya.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada Selasa (18/3) siang. Tercatat, per pukul 11.49 WIB, indeks terperosok 420,97 poin atau minus 6,58 persen ke level 6.046.
Hal ini menjadikannya indeks dengan pelemahan terdalam dibandingkan indeks lainnya di kawasan Asia.
Bahkan, IHSG sempat merosot lebih dari 3,4 persen sebelum sedikit mereda.
Kondisi ini sangat kontras dengan pergerakan indeks saham lainnya di Asia yang justru mengalami penguatan signifikan.
Pengamat Pasar Modal dan Uang Berjangka Ibrahim Assuaibi menyoroti faktor eksternal yang turut menekan IHSG.
Menurutnya, kebijakan perdagangan Amerika Serikat pasca-kemenangan Donald Trump dalam pemilu presiden memicu kekhawatiran pasar.
“Trump kembali mengangkat isu perang dagang, terutama dengan negara-negara mitra dagang utama seperti Tiongkok, Uni Eropa, Kanada, dan Meksiko. Ini bisa berdampak negatif terhadap ekonomi global dan pasar keuangan,” ujarnya.
(fby/agt)